Wednesday, December 31, 2008
- 11:41 AM
"C'EST LA VIE
the last
Detik ini juga: Rabu, 31 Desember 2008 pukul 11:43 WIB.
Dalam hitungan jam, kita semua secara otomatis akan menambah kuantitas usia kita.
...
...
...
...
...
...
...
Selamat bertambahtua-ria.
Tuesday, December 23, 2008
- 9:10 AM
"C'EST LA VIE
apologize
i'm so sorry to you people, i tried my best yesterday but the links still working error as hell.
let me try again (that now i'm trying) , and pray them will work normally, soon.
now i'm busy with these jobs, editing this and that, writing this and that.
wish me luck!
I'll update this later.
Wednesday, December 03, 2008
- 6:01 PM
"C'EST LA VIE
putar kepalamu 180 derajat selama 2 kali.
Ah, betapa besarnya rasa rindu saya kepada masa lalu saya. Ketika saya bisa sepuasnya bertemu teman- teman yang brilian.
Disaat mereka memainkan gitar, bass, drum, dan berteriak untuk saya.Ingatan saya masih jelas ketika saya menemukan segelintir teman baru yang menarik untuk diajukan pertanyaan.
"heh, ada yang bisa ngelesin drum nggak?"
"kalo mau belajar drum sama bonnie tuh!"
Saya ingat ketika saya memainkan gitar di sore hari, menulis lagu yang berjudul 13. Betapa saya terharu membacanya karena lagu itu ditujukan untuk seseorang yang menggagalkan rencana terbesar saya di kehidupan. Oh, mungkin detik ini dia sudah lupa bahwa dahulu ia pernah berjanji akan membuat group band yang besar, menjadi rock star, dan setiap ia terbangun dari tidurnya, hanya sayalah yang ia lihat didepannya.
Lalu ketika semuanya berakhir. Saya tidak pernah berfikir akan semengecewakan ini. Saya kecewa. Sesal memang selalu datang meskipun diantisipasi. Saya kecewa mengapa dulu saya menjauhkan diri dari kehidupan yang (dulu) membuat saya muak. Saya berpisah dengan mereka yang saya sebut kehidupan, lalu bertemu kepribadian- kepribadian baru, dan dibuat bodoh oleh mereka. Karena saya tidak mengerti apa yang mereka bicarakan. Dunia baru.
Tapi jauh didalam lubuk hati saya, saya tidak seberapa mengenali sesal. Karena saya bertemu orang- orang yang telah mengajarkan saya banyak hal.
Bagaimana saya harus menjadi seseorang yang idealis, dan bagaimana cara membedakan apa yang kau sebut 'produsen' dan 'konsumen' secara musikalitas.
DAN APA ARTI SENI YANG SESUNGGUHNYA.
Meskipun tak lama kemudian Tuhan memberhentikan pelajaran yang sebenarnya ingin saya pelajari lebih dalam.
Mungkin saya terlalu bersikeras dalam mencurahkan pemikiran. Dan mungkin ia sudah muak dengan saya.
Lalu saya melarikan diri dan mengingat-ingat bahwa mimpilah prioritas utama yang harus dikejar. Inilah tujuan hidup dan kesimpulan dari tahun- tahun yang sudah berlalu.
Lalu ketika saya melihat kedepan...
Ah, saya hanya bisa berencana. Siapa gerangan yang rencananya tidak ingin berjalan dengan lancar tanpa hambatan?